Tujuan pokok akuntansi persediaan adalah menetapkan secara
layak hasil usaha selama satu periode dengan mengaitkan pendapatan terhadap
biaya untuk memperoleh dan mempertahankan penghasilan tersebut.
Di dalam akuntansi, kapankah persediaan itu
ditentukan sebagai beban/biaya dan kapankah persediaan tersebut merupakan
aktiva ? Jelaskan pendapat Anda.
Dalam akuntansi, persediaan bisa ditentukan sebagai
beban/biaya atau sebagai aktiva tergantung pada jenis bisnis dan tujuan
penggunaan persediaan tersebut.
Jika persediaan digunakan dalam produksi barang/jasa yang
dijual maka persediaan akan dianggap sebagai biaya dan akan diakui sebagai
pengurang pendapatan pada saat barang atau jasa tersebut dijual. Hal ini
disebut dengan metode persediaan LIFO(Last In First Out) atau FIFO (First In
First Out).
Namun, jika persediaan diperoleh dengan tujuan dijual
Kembali, maka persediaan tersebut akan dianggap sebagia aktiva dan akan dicatat
dalam neraca sebagai bagian dari asset lancer. Hal ini disebut dengan metode
persediaan konsinyasi atau metode nilai neto realisasi.
Pengakuan sebagai Beban
Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat
persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periose diakuinya
pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan dibawah
biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan harus
diakui sebagai beban pada terjadinya penurungan atau kerugian tersebut. Setiap
pemulihan Kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan Kembali nilai
ralisasi bersih harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban
persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
Sumber referensi :
BMP ADBI4335/MODUL 3/KB 2
Materi Inisiasi 3
Graha Akuntan. 2008. Standar Akuntansi Keuangan : Per 1
September 2007. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesisia. Penerbit Salemba
Empat. Hal 14.5. (PSAK No. 14)
0 comments:
Posting Komentar