Minggu, 21 Mei 2023

DISKUSI 3 PERILAKU ORGANISASI (ADPU4431)

Posted By: Linda A Fauzi - Mei 21, 2023

Share

& Comment

 



Bagaimana pandangan Saudara terkait perilaku kepemimpinan nasional di Indonesia sekarang ini dan impaknya pada proses pembangunan nasional.

Perilaku kepemimpinan nasional yang efektif sangat penting dalam mempercepat proses pembangunan nasional di Indonesia. Dalam konteks ini, teori transformasionalisme dapat menjadi landasan dalam mengevaluasi perilaku kepemimpinan nasional di Indonesia dan dampaknya pada proses pembangunan nasional.

Teori transformasionalisme menyatakan bahwa pemimpin transformasional mampu memotivasi dan menginspirasi bawahannya, serta membentuk bisi dan strategi yang jelas untuk mencapai tujuan Bersama. Pemimpin transformasional juga mampu meningkatkan kinerja organisasi melalui pengembangan sumber daya manusia, pemberian otonomi, dan penggunaan gaya kepemimpinan yang partisipatif.

Namun, di Indonesia masih terdapat kepemimpinan yang belum sepenuhnya menerapkan teori transformasionalisme, seperti adanya praktik korupsi dan nepotisme yang merusak tata Kelola pemerintahan yang baik. Dalam hal ini, teori patrimonalisme dapat dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis masalah tersebut.

Teori patrimonalisme menyatakan bahwa tata Kelola pemerintahan yang buruk dapat terjadi ketika kekuasaan dan sumber daya pemerintah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok kecil. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya korupsi, ketergantungan pada elit politik tertentu, dan tidak adanya akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya public.

Kesimpulannya, teori transformasionalisme dapat menjadi landasan dalam mengevaluasi perilaku kepemimpinan nasional di Indonesia dan dampaknya pada proses pembangunan nasional. Namun, teori patriomonalisme juga harus diperhatikan untuk menganalisis sumber masalah korupsi dan tata Kelola pemerintahan yang buruk di Indonesia.

  • Sumber            : Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). Transformational leadership. Psychology Press.
  • Huntington, S. P. (1968). Political Order in Changing Societies. Yale University Press.

 

Teori kepemimpinan kontingensi menyatakan bahwa setiap situasi memerlukan tipe kepemimpinan yang berbeda-beda, dan bahwa pemimpin harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpimannya denga situasi yang ada. Dalam konteks kepemimpinan nasional di indoensia, ada beberapa faktor kontingensi yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan gaya kepemimpinan yang tepat untuk memimpin proses pembangunan nasional.

Salah satu faktor kontingensi yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi sosial dan politik Indonesia yang kompleks dan beragam, pemimpin nasional harus dapat mengelola dinamika dan konflik sosial-politik yang ada, serta membangun hubungan yang baik dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang beragam. Pemimpin juga harus dapat mengatasi masalah korupsi dan mengedepankan prinsip-prinsip integritas dalam menjalankan tugasnya.

Dalam konteks pembangunan nasional. Teori kepemimpinan kontingensi dapat diaplikasikan untuk memahami bagaimana perilaku kepemimpinan yang tepat dapat membantu proses pembangunan nasional menjadi lebih efektif. Sebagai contoh, dalam situasi yang berbeda-beda, pemimpin nasional perlu memilih gaya kepemimpinan yang tepat agar dapat memimpin dan mengkoordinasikan berbagai sektor dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

Sumber referensi         : BMP ADPU4431/MODUL 3

Pramono, A. 2019. Teori Kepemimpinan Kontingensi : Sebuah Tinjauan Konseptual. Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis, 20 (1), 1-14.

Nurjaman, D. 2018. Kepemimpinan Kontingensi dan keberhasilan Organisasi. Jurnal Bisnis dan Manajemen.

 

Pertanyaan ini bersifat opini pribadi atau penilaian saudara terhadap bagaimana perilaku kepemimpinan nasional, jadi tidak ada salah dan benar. Namun, jawaban yang baik adalah opini yang didukung dengan konsep dan logis. Oleh karena itu, sebelum memberikan opini saudara perlu membaca pembahasan terkait Gaya Kepemimpinan di Modul 3 UT.

Sebelum menentukan perilaku kepemimpinan, maka konsep yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan opini kita adalah berbagai macam gaya kepemimpinan menurut para ahli.

Apakah menggunakan tiga gaya dasar, seperti: otokratik, demokratik, partisipatif, atau bebas (free rein)

Atau menggunakan sistem kepemimpinan menurut Likert, yaitu: otokrasi-eksploitatif, otokrasi-bijak, konsultatif, atau kelompok partisipatif.

Atau menggunakan kisi-kisi kepemimpinan menggunakan model Blake dan Mouton, yaitu: gaya pengalah, gaya tim, gaya santai, gaya kerja, atau gaya pemimpin pertengahan.

Misalnya opini saudara menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan nasional di Indonesia saat ini adalah cenderung otokrasi bijak (Likert), maka jelaskan argumen saudara dengan uraian penjelasan dan contoh yang mendukung opini bahwa kepemimpinan saat ini adalah otokrasi bijak. Begitu juga jika saudara menyatakan bahwa kepemimpinan saat ini gaya kerja (Blake dan Mouton), jelaskan argumen saudara, dan sebagainya.

Dan jangan lupa menjelaskan dampaknya pada proses pembangunan.

//.

About Linda A Fauzi

Organic Theme. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

0 comments:

Posting Komentar

Copyright © Berbagi Ilmu

Designed by Templatezy