Rabu, 22 Juni 2022

DISKUSI 8 LOGIKA (ISIP4211)

Posted By: Linda A Fauzi - Juni 22, 2022

Share

& Comment

 


  1. Jelaskan konsep tentang Antilogisme dan Dilema dalam hubungannya dengan penarikan kesimpulan?

Antilogisme adalah pengingkaran kesimpulan bentuk silogisme akan terwujud ketidakselarasan antara premis dan kesimpulan. Konsep dasar antilogisme untuk pengujian silogisme, yaitu dengan mengingkari kesimpulan dari suatu silogisme akan terwujud ketidakselaranan dengan premisnya maka yang tepat adalah kesimpulan semula. Berdasarkan kaidah antisilogisme sebagai suatu tautologi dapan disusun juga suatu silogisme kondisional dengan cara : “mengingkari konsekuen dengan menetapkan salah satu anteseden maka kesimpulannya cukup mengingkari salah satu antesedennya”. Penyimpulan ini disebut dengan penyimpulan antilogisme.

Dilema adalah penyimpulan berpangkal dua pernyataan dengan hubungan ketergantungan yang mewujudkan kesimpulan bercabang. Dilema atau penyimpulan bercabang merupakan penyimpulan nonsilogisme kedua yang menggunakan dua proposisi kondisional sebagai premis mayor dan sering juga menggunakan proposisi disjungtif sebagai premis minornya akan mewujudkan suatu kesimpulan bercabang.

  1. Penalaran logis merupakan dasar dari penarikan kesimpulan. Bagaimana halnya kesimpulan yang didasarkan pada Antilogisme dan Dilema? Berikan contohnya!

·         Sebagaimana penjelasan diatas bahwa kesimpulan yang didasarkan pada antilogisme yaitu dengan mengingkari kesimpulan dari suatu silogisme akan terwujud ketidakselaranan dengan premisnya maka yang tepat adalah kesimpulan semula.

Penyimpulan antilogisme disebut juga bentuk khusus silogisme kondisional (SK), dengan rumus “Jika (p dan q maka r) dan (p dan non r) maka kesimpulannya adalah (non q).”

Contoh :

Jika bangsa Indonesia tetap bersatu (p) dan stabilitas politik (q) tercipta maka pembangunan bangsa (r) akan terwujud.

Pada tahun sekitar 1960 bangsa Indonesia tetap bersatu (p) tetapi pembangunan bangsa tidak terwujud (non r). Berarti stabilitas politik tidak tercipta (non q)

·        Dilema atau kesimpulan yang bercabang dapat juga satu kesimpulan berupa pernyataan tunggal sebagai ganungan dua kesimpulan yang sama. Bentuk penyimpulan dilema sering digunakan dalam perbincangan untuk menuntut pada lawan bicara mengambil kesimpulan yang sulit atau tidak menyenangkan.

Seperti penjelasan diatas bahwa penyimpulan dalam bentuk dilema atau penyimpulan bercabang ini premis minornya dapat juga didahulukan, tidak mutlak harus premis mayor yang pertama premis minor yang kedua.

Penyimpulan ini dirumuskan “Jika (p atau non p), dan (jika p maka q, dan jika non p maka r) maka kesimpulannya (q atau r).”

Contoh :

Saya berkata benar (p) atau salah (non p), jika saya berkata benar (p) mengapa saya kau tampar (q), dan jika saya berkata salah (non p) buktikanlah (r). Maka kesimpulannya mengapa saya kau tampar (q) atau buktikan (r) kesalahan saya.

Sumber referensi : BMP ISIP4211/MODUL 9/KB 2/Hal 9.27 – 9.41

//.

About Linda A Fauzi

Organic Theme. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

0 comments:

Posting Komentar

Copyright © 2025 Berbagi Ilmu

Designed by Templatezy